Rabu, 25 Februari 2015

Kurikulum 2006 vs Kurikulum 2013

Tak hanya di bidang ekonomi, budaya, sosial, dan lain sebagainya. Bidang pendidikan di Indonesia sendiri mengalamni polemik. Kontroversi tentang penerapan kurikulum baru yakni kurikulum 2013 yang dinilai merepotkan siswa, juga guru, bahkan orang tua, kini boleh dibilang menemukan jalan keluarnya. Karena kabarnya, kurikulum tersebut telah dihentikan.
Tetapi sebelum kita menilai negatif dari kurikulum 2013 ini, mari kita lihat perbedaan dari kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013

 1. Struktur Kurikulum
Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
- Jumlah mata pelajaran
SD : 10
SMP : 12
- Jumlah jam pembelajaran
SD : 26-28 jam per minggu
SMP : 32-34 jam per minggu
Kurikulum 2013:
- Jumlah mata pelajaran berkurang.
SD : 6
SMP : 10
- Jumlah jam pembelajaran bertambah 2-6 jam per minggu karena perubahan pendekatan tematik integratif.

Sumber: http://www.bloggerborneo.com/kurikulum-2013-dan-teknologi/
2. Kedudukan mata pelajaran
Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
- Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran.
- Mata pelajaran terpisah antara satu dan lainnya.
- Tematik kelas I-III yang mengacu pada setiap mata pelajaran.
Kurikulum 2013:
- Kompetensi dikembangkan menjadi mata pelajaran.
- Semua mata pelajaran diikat dalam kompetensi inti setiap jenjang kelas.
- Tematik integratif kelas I-VI yang mengacu pada kompetensi.

3. Penilaian
Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
- Tes yang mengukur hasil.
Kurikulum 2013:
- Tes otentik berbasis kompetensi yang mengukur proses dan hasil.

4. Pengembangan kurikulum
Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
- Pusat mengembangkan kurikulum sampai pada standar kompetensi dasar.
- Satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasional (silabus, pembelajaran, buku teks, penilaian).
Kurikulum 2013:
- Pusat mengembangkan kurikulum sampai pada buku teks dan pedoman guru.
- Satuan pendidikan hanya mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

5. Proses pembelajaran
Kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
- Eksplorasi, elaborasi, konfirmasi.
Kurikulum 2013:
- Mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
- Pendekatan tematik terpadu (SD, SMP) dan akomodasi minat bakat (SMA).
Sumber: http://intisari-online.com/read/ini-perbedaan-antara-kurikulum-2006-dan-kurikulum-2013


Selasa, 24 Februari 2015

UN dihapuskan??

Sumber: http://www.solopos.com/2015/01/30/isu-un-2015-dihapus-ini-penjelasan-kemendiknas-572419
Pada tahun 2014 lalu, pemerintah menetapkan penghapusan Ujian Nasional (UN) untuk sekolah dasar (SD). Kali ini, giliran UN untuk sekolah menengah atas (SMA) diisukan dihapus di sejumlah media sosial seperti yang kita dengar hingga detik ini. lalu, dimana letak kebenarannya??

Berdasarkan sumber yang admin dapatkan, melalui akun Twitter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), @Kemdikbud_RI, Kamis (29/1/2015), admin Kemendikbud menyatakan kabar penghapusan UN tersebut tidak benar. Berikut kutipan tweet admin Kemendikbud.

“UN tetap ada tahun ini tapi bukan sebagai penentu kelulusan lagi,” tulis admin Kemendikbud.

Melalui pantauan pada laman resmi Kemendikbud, Mendikbud Anies Baswedan menjelaskan UN untuk SMP dan SMA tidak dihapus, tapi format Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) berubah. Anies menjelaskan SKHUN akan menggunakan angka capaian siswa yang sudah mencapai standar kompetensi.
SKHUN untuk  siswa dan orang tua berisi nilai tes, nilai perbaikan, kategorisasi nilai, dan deskripsi. Deskripsi nilai meliputi empat kategorisasi, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang.

Jadi itu dia,, udah cukup jelas belum?? klo admin boleh simpulkan disini, UN tidak dihapus..!!
Tetapi, hasil nilai UN yang biasa kita sebut NEM ini tidak menjadi penentu utama kelulusan.
Keuntungan yang didapat adalah pelajar tidak perlu merasa rugi karena harus menempuh beberapa tahun sekolah, tetapi nasib kelulusan mereka bergantung pada nilai UN.. Kejadian menyakitkan itu, tidak akan terjadi lagi. So, apakah kalian akan bersyukur??

Kontroversi Bus Sekolah - Malang

Tau kan.. sekarang ini walikota Malang --  Abah Anton,, sedang memberlakukan bus sekolah untuk para pelajar.. memudahkan rakyat kecil yang tidak berkendaraan agar tetap bisa ke sekolah tanpa harus terkena macetnya kota. Tetapi, sampai saat ini, keputusan Walikota tersebut masih menjadi kontroversi. Betapa tidak, para sopir angkot akan kehilangan penumpang tetapnya..
Dengan maraknya kendaraan pribadi sekarang ini saja sudah menyebabkan para sopir angkot kehilangan penumpang. Bagaimana lagi dengan adanya bus sekolah nanti??
berikut sekilas berita yang dapat admin diperoleh dari tribunnews.com

Sumber: SURYA / HAYU YUDHA PRABOWO
MALANG - Kapolres Malang Kota, AKBP Singgamata mengatakan, siap mengawal program bus sekolah yang diluncurkan Pemkot Malang.
Di sisi lain, Kapolres juga akan membuka ruang dialog dengan paguyuban sopir mikrolet.
"Jika kebijakan ini demi kepentingan masyarakat banyak, kami siap mengawal," kata AKBP Singgamata, usai melakukan silaturahmi dengan Wali Kota Malang, M Anton, di Balaikota Malang, Selasa (13/1/2015).
Ia mengaku belum mengetahui secara pasti alasan sopir mikrolet menolak pengoperasian bus sekolah.
Tetapi, menurutnya, semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya, jika ada proses komunikasi yang baik.
"Kami akan mencari informasi soal itu (alasan penolakan)," ujarnya.
Menurutnya, yang sekarang perlu diantisipasi, yaitu, ada pihak-pihak yang ingin memperkeruh rencan pengoperasian bus sekolah.
Ia tidak segan menindak jika memang ada pihak yang ingin memanfaatkan kondisi tersebut.
"Kalau menolak ada alasannya masih bisa didiskusikan. Tapi, kalau tanpa alasan, kami akan sikat. Jangan coba-coba membuat masalah di Kota Malang," kata Kapolres yang baru pisah sambut dengan Kapolres lama kemarin.
Sampai sekarang, para sopir mikrolet menolak pengoperasian bus sekolah. Alasannya, sopir mikrolet khawatir penghasilannya turun dengan pengoperasian bus sekolah.
Rencananya, Rabu (14/1/2015) besok, Dishub kembali menggelar pertemuan dengan paguyuban sopir mikrolet. (sha)

PAUD,, Perlukah..??

Berbicara masalah pendidikan, tentu sudah seharusnya diterapkan sejak dini oleh para orang tua bagi anak-anaknya. Penerapan nilai-nilai kedisiplinan bagi anak perlu ditanamkan sejak lahir karena hal tersebut menentukan bagaimana masa depannya. Dengan mencotoh kebiasaan orang tuanya, serta perilaku di lingkungan sekitarnya, secara tidak langsung dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak itu sendiri. Untuk memaksimalkan pembentukan karakter tersebut, diadakanlah oleh pemerintah suatu lembaga pendidikan yang bernama PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. 0-3 tahun adalah Play Group dan 4-6 tahun adalah TK (Taman Kanak-Kanak). Ada banyak sekali PAUD di Indonesia, khususnya di Kota Malang. Mengingat karena Kota Malang juga termasuk kota pendidikan. 


Bahkan di setiap yayasan diwajibkan mempunyai lembaga pendidikan yang bernama PAUD. Salah satuya adalah yayasan yang ada di Desa Bunut Wetan, Kecamatan Pakis Kabupaten Malang ini. Sebelumnya yayasan ini hanya membuka lembaga pendidikan TK (Taman Kanak-Kanak). Namun, karena adanya peraturan dari pemerintah, maka di tahun 2009 didirikanlah PAUD Muslimat 3, yaitu terdiri dari Play Group dan TK. Antusiasme warga sekitar pada awal dibukannya PAUD Muslimat 3 ini sangat besar. Namun karena semakin banyaknya persaingan membuat jumlah pendaftar (murid) di sekolah ini menjadi semakin menurun, khususnya pada murid Play Group. Yang dulunya 40 anak dalam 1 kelas, sekarang (Tahun 2015) menjadi hanya 5 anak. “Awal dibuka dulu memang banyak, sekitar 40-an, tapi sekarang semakin sedikit, hanya ada 5. Jadi kita jadikan satu antara Play Group dengan anak TK supaya mereka bisa berinteraksi dengan kakak kelasnya. Yang TK bisa menyayangi adik kelasnya, yang Play Group bisa menghormati kakak kelasnya.” Kata Bu Ika Kusumawati selaku pengajar di tempat itu. Teknik pembelajaran yang digunakan hampir sama dengan anak TK. Kalau TK lebih banyak berkonsentrasi pada materi yang diajarkan seperti menulis, mengeja, membaca, berhitung, dan tugas-tugas lain yang diberikan pun juga berdasarkan standart kompeten yang ditentukan. Sedangkan Play Group, anak-anak diajarkan dengan cara seperti bernyanyi bersama, menebali huruf dan lebih banyak bermain, karena tidak dipatok dengan SK yang ditentukan. Jadi murid Play Group lebih dibebaskan dalam pengerjaan tugas. Tujuan utama dari PAUD Muslimat 3 ini adalah sebagai sumber / bahan untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab dengan pendidikan ini murid benar-benar dipersiapkan untuk dapat menghadapi/mengikuti pembelajaran yang diberikan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi nanti, sehingga memudahkan juga bagi guru di jenjang berikutnya dalam mengajar. Nilai-nilai yang didapat dari mengajar PAUD ini adalah menambah kesabaran dan ketelatenan bagi guru, mengingat sifat anak-anak yang masih ingin didampingi, masih suka kencing sembarangan, nangis dan lain-lain menjadi tantangan tersendiri bagi guru di PAUD Muslimat 3 ini. 

Xue Zhongwen ba...!!


Xue Zhongwen ba!!

Dajia hao.. (halo semua)
Huanying yilai zai zhongwen de ban.. (selamat datang di kelas bahasa mandarin)
Ya, itulah sapaan awal untuk memulai kelas bahasa mandarin dari laoshi (guru) kepada xueshengmen (murid2).
Bahasa Mandarin yang berasal dari negeri bambu ini telah menduduki peringkat menjadi bahasa Internasional ke-2. Maka, tak heran jika sekarang beberapa Universitas mengampu mata kuliah Bahasa mandarin. Seperti di Kampus Asia, UIN, bahkan STT Malang. Universitas Negeri Malang (UM) bahkan menjadikan Bahasa mandarin sebagai Program Studi  khusus yang dapat ditempuh selama 4 tahun dengan derajat S1. 

Sebagai persiapan awal, kini Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga mulai menerapkan bahasa asing  sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang dapat dipilih siswa sesuai dengan minatnya. SMP Negeri 3 Malang merupakan salah satu SMP yang menyediakan Ekskul Bahasa Mandarin. Ekskul ini biasa diselenggarakan setiap hari Jumat pukul 11.30-13.00. Ekskul dilaksanakan pada jam ini karena kebetulan pesertanya perempuan semua.

Seperti yang terlihat pada foto berikut ini, foto ini diambil pada hari Jumat, 20 Februari 2014. Terlihat para siswi membawa tulisan berisi ucapan selamat tahun baru dengan doa dan harapan dalam goresan huruf mandarin, karena masih dalam suasana Tahun Baru Imlek, “gongxi fa cai” ^_^
Seru kan??
Siswi-siswi Ekskul Bahasa Mandarin SMPN 3 Malang
Kebetulan sekali, pembimbing ekskul Mandarin di SMPN 3 Malang ini adalah salah satu mahasiswa STTM loh..
 
yap,, mahasiswa Jurusan Teknik Industri - Industri Media Komunikasi yang saat ini masih menjalani perkuliahan semeter 5.. hwaaaahh masi muda ya..!!
Berikut profil dari pembimbing ekskul ini..
Try Ajeng Ferdiana
 
Try Ajeng Ferdiana atau yang sering disapa Try (Trai) ini,, thun ini masih baru menginjak usia 21 tahun. dia sudah hampir setahun menjadi pembimbing ekskul di SMPN 3 Malang. Dia mendapatkan keahlian berbahasa Mandarin dari pelajaran yang didapatkan di SMA dulu,, tepatnya di SMAN 5 Malang tempat dia bersekolah.. Nah,, ini bisa jadi inspirasi untuk kalian semua. Karena ternyata, setiap pelajaran yang diberikan di sekolah, bisa berguna semuanya, bahkan dapat mendatangkan rezeki. hihihi... Sekarang,, hayoo siapa yang mau belajar bahasa mandarin bersama kakak ini?? ^_^